Selasa, 07 September 2010

Allah"Allahu akbar 2x, La ilaha illa-Llah wa-Llahu akbar, Allahu akbar 2x Wa li-Llahi l-hamd."

 

" Selamat Idul Fitri 1430 H "


Baru sekarang kusadari
kegagalan di masa lalu
menunjukkan padaku jalan baru
yang sangat berguna saat ini
andai aku tak gagal saat itu
tak akan kumiliki ketrampilan ini
tak akan sampai aku di tempat ini
Terimakasih atas kegagalanku
yang telah membuka pintu baru
menuju diriku saat ini
Selamat Hari Lebaran
Mohon maaf segala kesalahan
Semoga deretan kegagalan
akan menambah keyakinan
betapa kecilnya ilmu insan
begitu dahsatnya ilmu Tuhan

 

Kejadian buruk saat ini
boleh jadi baik saat nanti
ilmu manusia sedikit sekali
jangan sedih hasrat tak tercapai
Nasib kita saat ini
anggaplah jalan yang harus dilalui
untuk sesuatu lebih besar nanti
yakinlah kebenaran rencana Ilahi
asalkan kita patuh di jalan nabi
tekun berusaha sepenuh hati
tak akan kecewa diakhir nanti
Bulan Ramadhan melatih diri
disiplin patuhi perintah Ilahi
menahan nafsu di siang hari
kuucapkan Selamat Idul Fitri
bila aku ada salah mohon dimaafkan
kita rayakan hari kemenangan
belajar tidak silau nikmat sekarang
demi masa depan kita berkorban

 

Sebagai bulan yang kucintai
aku sedih saat kau pergi
tak banyak yang kuberi
saat bersamamu setiap hari
Alangkah malunya hati ini
kesempatan yang diberi Ilahi
tak banyak kumanfaati
Betandan-tandan pahala yang Dia janji
seolah-olah sesuatu tak berarti
Masih banyak waktu aku terbuai
sesuatu tak bermanfaat bagi diri
Banyak kesempatan beramal
kubiarkan berlalu tanpa arti
Namun aku masih berharap kemurahan Ilahi
Walau hanya sedikit amal ibadah Ramadhan ini
Membawa diriku selangkah menaiki
Tangga ketakwaan pada Ilahi

 

Teman, datanglah ke tempatku
kita bersama duduk di ruang tamu
yang kusediakan khusus untukmu
di hari kemenangan melawan hawa nafsu
Hari ini lupakan semua keluh kesahmu,
tinggalkan semua harapan
yang tak terpenuhi olehku,
buang semua kekesalan hatimu
karena ketidaksempurnaanku,
ambil dan jemurlah semua pernak-pernik
persahabatan kita yang mulai berjamur,
agar matahari fitri membuatnya indah lagi.


Teman, di hari fitri ini aku ingin engkau tahu
bahwa aku telah berusaha sekuat tenaga untukmu,
kulakukan semua untuk kebahagiaanmu,
walaupun aku tahu itu tak akan memuaskanmu
Aku makhluk yang punya kepentingan ini dan itu
yang bisa jadi bertentangan dengan keinginanmu
Tapi percayalah aku tidak mengabaikanmu,
atau sengaja merugikan dirimu
Aku ada untukmu sesuai kemampuanku,
Di pagi hari fitri ini aku berharap
sudilah dirimu mengerti keadaanku,
dan mau melupakan semua kekecewaanmu
kumohon kau ulurkan maafmu untukku
agar ringan beban hatiku padamu

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Taqobalallahu minna waminkum
Semoga Allah menerima amalan kita


by : Herdian Ikhsani    

Kata-Kata Ucapan Lebaran




Tidak terasa puasa sebentar lagi akan menjelang. Sebulan kemudian Lebaran pun tiba sebagai awal tanda kemenangan dan berkumpul serta saling bermafaat-maafan dengan sanak keluarga, saudara, teman dan semua orang tentunya.

Nah mungkin kadang kita bingung bagaimana membuat kata yang bagus untuk menyampaikan ucapan Lebaran.

Berikut beberapa kata-kata yang mungkin bisa Anda manfaatkan untuk merangkai kata yang indah yang dapat mewakili hati Anda dalam menyampaikan SMS lebaran atau kata-kata ucapan lebaran :


Terkadang lisan mengucap tak terjaga, hati berprasangka tanda tak berkenan, maaf jika tangan tak sempat berjabat, seridaknya ada kata yang terucap, Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir & Batin.

Izinkan kami membuka tabirNya dengan maaf agar cahayaNya dapat menembus jendela jiwa. Selamat Idul Fitri. Semoga tahun depan kita rasakan nikmat

Harumnya aroma maaf mulai merebak, menutup Ramadhan dengan indah, menyambut datangnya hari suci yang penuh berkah. Ya 4JJI Maafkan kami yang sering menyakiti saudara kami dengan dusta, prasangka dan ingkar janji. Taqabballahu Minna Wa Minkum.hu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum. Kullu’aamin wa antum bi khoir, Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir & Batin.

Tiada kata paling indah selain kata Maaf & tiada kata paling mulia selain kata Memaafkan, n tiada kata indah yang menundang kedamaian selain Mohon Maaf Lahir & Batin. Met Lebaran !!

Burung2 pagi begitu cerdas bangunkan kita seraya menirukan takbir yang berkumandang 4JJI hu Akbar2x. Hembusan angina menyibak 1 halaman kertas putih untuk tuliskan kalimat : ”Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir &

Aslm..Met idul Fitri 1 Syawal 14xx H, Minal Aidzin Wal Faizin-Maafin kesalahan

Taqaballahu Minna Waminkum. Selamat Idul Fitri 14xx H. afwan atas segala kesalahan dan kekhilafan ana selama ini, smoga kita tergolongkan menjadi hamba2 Allah yang bertaqwa. Amin!

Gema takbir berkumanadang menggetarkan hati “Allahu Akbar 3x Walillah irhamd” Sucikan hati bersihkan jiwa, mari kita sambut iedul fitri dengan kembali pada kusucian, “Taqabbalallahu minna wa minkum taqabal ya karim…”. Mohon maaf lahir dan batin. zero-zero.

Kulo nyuwun agungepun pangapunten sedoyo kalepatan kulo. Maturaken Sugeng Ryadin 14xxH. Ryadin ingkang tentrem lan sentosa.

Dunia lahir karena cinta, cinta dari Yang Maha Esa. Wahai hati penuh cinta jagalah api cinta dunia dengan kata maaf sebagai perantara. Selamat Hari Raya Idul Fitri 14xx H, Mohon Maaf Lahir Batin.

Ass.. Hari nan fitri tlah datang, smua umat merasa senang, bila ada khilaf segudang, mohon dimaafkan.Jay sekeluarga menghaturkan “Minal Aidzin wal Faizin mohon maaf lahir dan Batin”

Sumpah, bingung pek nggawe kata2 indah. Sms mlebu siji2. pokok’e riyoyo taon iki aku njaluk sepuroh sing akeh, lek aku jek seneng misuh utowo ngerokok, tolong

Semoga amal ibadah kami dan kamu diterima oleh Allah SWT, selamat hari raya 1 syawal 14xx H. Taqabballahu minna wa minkum taqabballahu ya

In This day it’s the perfect time for me 2 say I’m sorry 4 everything that I have done 2 you. Minal Aidzin wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.

“Kemenangan sesungguhnya adalah perubahan sejati dalam diri kita untuk menjadi karakter dan hati yang suci” Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Kembali ke ”Fitri” adalah tujuan akhir Ramadhan, smoga kita bisa meraihnya, maapin salahku juga ye, ma chika juga!

Sedamai embun di padang Sahara, sehalus nurani di tiap jiwa, semurni itu haruku yang agung, jiwa lepas dari karma kembali suci di hari nan fitri, minal aidzin wal Faizin.. ^-^

Jambangan indah lagi berseri, menjadi hiasan dihati nan suci, sms dikirm pengganti diri, tanda ingatan tak layu dihati. Minal Aidzin wal Faizin, maafkn sgala kesalahnku slama ini ya…

1 Bulan kita berperang 1 syawal pantas berucap Taqabballahu minna wa minkum Taqqobbal yaa Karim (Smoga Allah menerima ibadah kami & kamu) Met Idul Fitri

Ijinkan kaki tangan bersimpah maaf untuk lisan yang tidak terjaga, untuk janji yang terabaikan, hati yang berprasangka dan sikap yang menyakitkan. Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin

Maybe I’m not the first one who say this to you “Met Idul Fitri 14xx H”. But I don’t want to the last to get your apologize “Mohon Maaf Lahir dan Batin” Met Lebaran ☺

Ya, met hari raya idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin juga. Salam buat keluarga semua di rumah.

Aslm. Taqabballahu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum. Kullu’aamin wa antum bi khoir, Minal Aidzin wal Faizin, Selamat Idul Fitri 14xx H. wslm

Jika hati sebening air, jangan biarkan keruh. Jika hati seputih awan, jgn biarkan mendung. Jika hati seindah bulan, hiasi dengan iman. Minal Aidzin wal Faizin, Maaf Lahir dan Batin ya.. ☺

Waalikumsalam. Taqabballahu Minna Wa Minkum. Sama2 kita saling memaafkan. Smoga jiwa dan hati kita bersih dari dosa dan penyakit. Met Lebaran yaa..

Bismillah. Ass. Saya juga mohon maaf atas salah dan khilaf. Mungkin bahkan pasti selama kita berinteraksi ada kata dan tingkah saya yang kurang berkenan. Minal Aidzin wal Faizin, Maafkan Lahir dan Batin.

Jika hati sebening air, jangan biarkan keruh. Jika hati seputih awan, jgn biarkan mendung. Jika hati seindah bulan, hiasi dengan iman. Mohon maaf atas segala kesalahan saya. Taqoballahu Minna wa Minkum.

Sebulan penuh kita telah berpuasa, guna melebur dosa-dosa kita, dan untuk mengetuk pintu surga, tapi itu semua sia-sia sebelum kita minta maaf terhadap sesama (sepurane rek)

Jiwa yang telah dibasuh Ramadhan yang suci kan tergantika dengan cahaya hari kemenangan-IDUL FITRI 14xx yg dipenuhi dengan takbir tahmid. Semoga diberi kesempatan bersua Ramadhan lagi. Taqabballahu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum. Mohon Maaf Lahir dan Batin

Fajar kemenangan telah terbit, gema takbir bahana menyambut kedatangannya. Smoga 4JJI SWT mengampunkan segala dosa kita. Tiada kata mutiara terindah selian “Taqabballahu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum ilal fitri birridlolloh ‘alal’ibadatikum wa ‘amalikum fii ramadhan”. Di hari yang fitri ini, mohon keikhlasan untuk segala kesalhan dari ini.

Izinkan sepatah kata ini memohonkan keikhlasan atas segala khilaf dalam ucapan dan tingkah laku selama ini. “Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”

Taqabballahu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum. Mohon keikhlasan atas segala salah dan khilaf, karena kesalahan dari kita dan kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Sejak kemrin aku cari kata-kata indh tapi seperti tahun lalu belum juga ketemu kalimat seindah ini “Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”

Ass. Segala yang ada dalam hidupku kusadari semua milikNya, aku hanya hambaNya yang berlumuran dosa. Dengan hati yang suci+ikhlas+ridho dari Allah SWT, dengan diiringi gema takbir, aku mohon maaf lahir batin.

Bau orang puasa adalah aroma surga dan orang surga adalah orang yang murah hati. “Taqabballahu minna wa Minkum, Minal Aidzin wal Faizin”

Gema takbir dan gemuruh bedug telah membuka pintu hati setiap insan tuk saliang memaafkan segala salah dan khilaf di masa lalu. Mohon Maaf Lahir dan Batin. “Selamat Hari Raya Idul Fitri 14xx H”

Temen2 maafin semua kesalahanku ya, mungkin ucapanku pernah menyakitkan hati. “Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf lahir dan Batin”

Atas lisan yang tak terjaga, hati yang sering berprasangka, dan janji yang terabaikan, maka dengan tulus dan rendah hati, ku mohon maaf atas segala salah dan khilaf. Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf lahir dan Batin.

Bertitik embun di atas daun, jatuh ke bumi laksana hujan, disab embun mohon diampun, terbentuklah khilaf, Mohon Maaf lahir dan Batin. Selamat Hari Raya Idul Fitri..

Taqoballahu Minna wa Minkum, Taqabbal yaa kariim…
Sehubungan karena manusia tidak luput dari salah dan dosa, maka saya minta maaf yang segede-gedenya ya ☺

Salam, hasrat manusia ingin dirinya sempurna dalam segala hal. Kesempurnaan membuat kita cenderung bertindak tidak sesuai hakikatnya sebagai manusia. Khilaf yang diperbuat adalah keniscayaan yang selalu hadir beriringan dengan cita-cita yang ingin kita realisasikan yang sesungguhnya adalah proses pembelajaran bagi kita untukmeraih kesempurnaan. Keikhlasan dan kebesaran jiwa yang diharapkan muncul dari proses tersebut maka ikhlaskan jiwamu atas semua khilafku agar lapang kujalani hidup ini. Ariski

Setelah kumemaafkanmu diri ini semakin yakin tiada kata dan perbuatanku yang luput dari dosa dan salah padamu ☺ dihari tang fitra ini mengharap ampunan darimu atassegala sikap yang mengecewakanmu. Maafin ya

Dalam kerendahan hati, ada ketinggian budi. Dalam kemisikinan harta, ada kekayaan jiwa. Dalam lautan dosa dan salah, ada pintu maaf. Selamat Idul Fitri 14xx H. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

what I said, what I did, when I’m lose control, where I went, whom I talk 2, and whatever things I’ve done that may hurt you.. please forgive me… met lebaran.

Indahnya Ramadhan lebih terasa dengan hadirnya hari kemenangan, indahnya hati kian terasa dengan saling memaafkan. Taqaballah hu minna wa minkum. Syiamana wa syiamakum Minal Aidzin wal Faizin

AssWrWb. Sesuci kalimat syahadat, sedalam makna sholawat, setulus hati mengucap Taqaballah hu minna wa minkum, maaf lahir batin atas khilaf yang terjadi.

Bila ada lisan yang tak terjaga, janji yang terabaikan dan hati yang berprasangka serta sikap yang menyakitkan. Ijinkan kumengucap mohon maaf lahir dan batin.

Gemuruh takbir menggema gendrang kemenenangan bertalu, maafkanlah Ipin yang banyak salah dan khilaf ini, baik yang ipin sengaja ataupun tidak, Minal Aidzin wal Faizin

Start a new day with a clean heart, No Doubt, No Tears, No Fear, No Worry, Thx God for His priceless gifts & miracles throughout the world. Met lebaran, mohon maaf lahir dan batin

Adakalanya mulut berucap salah, tak jarang pula hati ini penuh dengki, telaah sebiah kata begitu indah “maaf” kuhaturkan dari hati dan kulantunkan lewat tulisan ini. “met Ied” Mohon Maaf Lahir dan Batin.Emy

Taqabballahu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum. Kullu’aamin wa antum bi khoir, Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf atas sgala khilaf dan dosa

Minal Aidzin Wal Faizin. Taqabballahu Minna Wa Minkum, shiyaamana wa shiyamakum

Taqabballahu Minna Wa Minkum, semoga tempaan Ramadhan ini menjadikan kita dan dosa2 kita suci kembali dengan ridho dan ampunanNya. Mohon maaf atas khilaf lahir dan batin. Met Idul Fitri 14xx H.


Selamat Hari Raya Idul Fitri,

Semoga kita dapat menemukan jati diri

Memperoleh ampunan dan ridho Illahi

Dan kelak mendapat kenikmatan surgawi



Bila kata merangkai dusta…

Bila tingkah menoreh luka…

Bila hati penuh prasangka…

Mohon pintu maaf dibuka…



Waktu mengalir bagaikan air

Ramadhan suci akan berakhir

Tuk salah yg pernah ada

Tuk khilaf berbuah lara

Tuk dusta yg sempat terucap

Pintu maaf selalu kuharap



Satukan tangan, satukan hati

Itulah indahnya silaturahmi

Di hari kemenangan kita padukan

Keikhlasan untuk saling memaafkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri



Terselip khilaf dalam candaku,

Tergores luka dalam tawaku,

Terbelit pilu dalam tingkahku,

Tersinggung rasa dalam bicaraku.

Hari kemenangan telah tiba,

Semoga diampuni salah dan dosa.

Mari bersama bersihkan diri,

sucikan hati di hari Fitri.



Tiada gembira yang menggelora,

tiada senang yang mengangkasa,

selain kembali pada fitrah dan ampunan-Nya.

Selama Berhari Raya!



Tangan diulur maaf dipinta,

Erat hubungan sesama kita,

Semoga senang dan gembira,

di Hari Raya yang mulia.



Satu Syawal menjelang tiba,

Takbir bergema mengetarkan jiwa,

Sekiranya ada salah dan dosa,

Ampun dipinta dihari mulia.



Andai jemari tak sempat berjabat,

Jika raga tak bisa bersua,

Untuk kata membekas luka,

Semoga pintu maaf masih terbuka.



Menyambung kasih, merajut cinta,

beralas ikhlas, beratap doa.

Semasa hidup bersimbah khilaf,

berharap diri dibasuh maaf.



Melati semerbak harum mewangi,

Sebagai penghias di Hari Fitri,

Pesan ini pengganti diri,

Ulurkan tangan silaturahmi.

Selamat Idul Fitri


Duduk termenung di atas dipan

Dipan terbuat dari kayu jati

Senang diri bisa bermaafan

Leganya sampai ke lubuk hati




Maaf, aku tidak pandai berpuisi

Jadi langsung saja ke yang inti

dengan tulus dan ikhlas dari sanubari

Saya mengucapkan selamat Idul Fitri



Beli es di warung bu Rima.

Taruh di piring santap bersama.

SMS sudah saya terima,

teriring pula maksud yang sama.

Minal ‘Aidin wal Faizin..

Mohon maaf lahir batin..



Tari zapin rentak Melayu

Rentak langkah hitung delapan

Hari Raya di ambang pintu

Silap salah mohon dimaafkan



Sahur hanya tinggal kenangan,

berganti takbir fitri menjelang.

Aku datang ulurkan tangan,

memohon maaf semua kesalahan.



Sepuluh jari tersusun rapi,

membawa harum bunga melati.

Niatku ini setulus hati,

memohon maaf di hari Fitri.



Bulan Ramadhan telah berlalu

Hari Kemenangan telah datang

Mari bersihkan jiwa dan qalbu

Dari dosa yang bergelimang



Ramadhan membasuh hati yang berjelaga

Saatnya meraih rahmat dan ampunan-Nya

Untuk lisan dan sikap yang tak terjaga

Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.



Faith makes all things possible.

Hope makes all things work.

Love makes all things beautiful.

May you have all of the three.

Happy Iedul Fitri

Terjemahannya secara bebas adalah:

Keimanan membuat segalanya mungkin

Harapan membuat segalanya berjalan

Cinta membuat segalanya indah

Semoga engkau memiliki ketiganya

Selamat Idul Fitri



I met Iman, Taqwa, Patience, Peace, Joy, Love, Health & Wealth today.

They need a permanent place to stay.

I gave them your address.

Hope they arrived safely to celebrate Idul Fitri with you.

May Allah bless you and your family.

Artinya demikian:

Aku bertemu Iman, Taqwa, Sabar, Damai, Gembira, Cinta, Kaya, dan Sehat hari ini. Mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap. Aku berikan alamat rumahmu. Semoga mereka sampai dengan selamat untuk merayakan Idul Fitri bersamamu.

Semoga Allah memberkahimu dan keluargamu.


Let’s write all the mistakes down in the sand

And let the wind of forgiveness erase it away

Happy Idul Fitri!


Andai jemari tak smpt berjabat,andai raga tak dpt b’tatap
Seiring beduk yg mgema,sruan takbir yg berkumandang
Kuhaturkan salam menyambut Hari raya idul fitri,jk Ada kata serta khilafku
membekas lara mhn maaf lahir batin.
SELAMAT IDUL FITRI


Mawar berseri dipagi Hari
Pancaran putihnya menyapa nurani
Sms dikirim pengganti diri
SELAMAT IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR BATHIN


Sebelum Ramadhan pergi
Sebelum Idul fitri datang
Sebelum operator sibuk
Sebelum sms pending mulu
Sebelum pulsa habis
Dari hati ngucapin MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN


Jika HATI sejernih AIR, jangan biarkan IA keruh,
Jika HATI seputih AWAN, jangan biarkan dia mendung,
Jika HATI seindah BULAN, hiasi IA dengan IMAN.
Mohon Maaf lahir Dan batin


Menyambung kasih, merajut cinta, beralas ikhlas, beratap DOA.
Semasa hidup bersimbah khilaf & dosa, berharap dibasuh maaf.
Selamat Idul Fitri


Melati semerbak harum mewangi,
Sebagai penghias di Hari fitri,
SMS ini hadir pengganti diri,
Ulurkan tangan silaturahmi.
Selamat Idul Fitri


Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin


Andai jemari tak sempat berjabat.
Jika raga tak bisa bersua.
Bila Ada kata membekas luka.
Semoga pintu maaf masih terbuka.
Selamat Idul Fitri


Faith makes all things possible.
Hope makes all things work.
Love makes all things beautiful.
May you have all of the three.
Happy Iedul Fitri.”


Walopun operator sibuk n’ sms pending terus,
Kami sekeluarga tetap kekeuh mengucapkan
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin


Bila kata merangkai dusta..
Bila langkah membekas lara…
Bila hati penuh prasangka…
Dan bila Ada langkah yang menoreh luka.
Mohon bukakan pintu maaf…
Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin


Fitrah sejati adalah meng-Akbarkan Allah..
Dan Syariat-Nya di alam jiwa..
Di dunia nyata, dalam segala gerak..
Di sepanjang nafas Dan langkah..
Semoga seperti itulah diri Kita di Hari kemenangan ini..
Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir Batin


Waktu mengalir bagaikan air
Ramadhan suci akan berakhir
Tuk salah yg pernah Ada
Tuk khilaf yg sempat terucap
Pintu maaf selalu kuharap
Met Idul Fitri


Walaupun Hati gak sebening XL Dan secerah MENTARI.
Banyak khilaf yang buat FREN kecewa,
Kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa
Dan Kita semua hanya bisa mengangkat JEMPOL kepadaNya
Yang selalu membuat Kita HOKI dalam mencari kartu AS
Selama Kita hidup karena Kita harus FLEXIbel
Untuk menerima semua pemberianNYA Dan menjalani
MATRIX kehidupan ini…Dan semoga amal Kita tidak ESIA-ESIA…
Mohon Maaf Lahir Bathin.


Satukan tangan,satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di Hari kemenangan Kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin


MTV bilang kalo MO minta maap g ush nunggu lebaran
Org bijak blg kerennya kalo mnt maap duluan
Ust. Jefri blg org cakep mnt maap gk prl disuruh
Kyai blg org jujur Ga perlu malu utk minta maap
Jd krn Mrs anak nongkrong yg jujur, keren cakep Dan baek
Ya gw ngucapin minal aidzin wal faizin , mohon maaf lahir Dan batin …
PS : ganti huruf xx di 14xx dengan tahun lebaran yang berjalan.


Dari berbagai sumber

Senin, 06 September 2010

Kembali Fitri atau Kembali Fitrah?



Oleh Shodiqiel Hafily


Hilal 1 Syawal 1429 tak lama lagi kan terbitkan sesungging senyuman, aroma menu-menu lebaran telah menerpa hidung, iklan-iklan telah saling mendahului menyampaikan ucapan:
SELAMAT IDUL FITRI 1429 H
MINAL ‘AIDIN WA AL-FAIZIN
TAQABBAL ALLAH MINNA WA MINKUM
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
tak terkecuali saya, di header dan sidebar blog, telah memasang banner maupun ucapan serupa untuk merayakan Hari Kemenangan.


Hari Kemenangan

Hari raya dilarang (diharamkan) puasa, hari raya adalah hari makan-makan, berbagi suka cita bahagia bersama, setelah sebulan penuh menempa diri dalam balutan lapar mendamba seberkas sinar pancaran Lailatul Qadar. Kita semua butuh kesenangan sebagai pelecut semangat dalam menjalani hidup yang kian membuat penat.

Kumandang takbir bergemuruh di lorong-lorong gang, di jalan-jalan, di rumah-rumah dan di mana-mana disertai silaturahmi, saling bersalaman dan memaafkan demi jiwa yang fitri (suci). Sebab, jiwa tidak dapat fitri selagi hak-hak manusia lainnya belum kita minta kemaafan dan kehalalannya atau belum kita jalani ketentuan hukumannya.

Seberapapun saleh amal ibadah ditunaikan, jika dosa sosial – apalagi dosa publik – belum “diluruskan” duduk perkaranya, maka jiwa tetap menjadi terdakwa yang proses peradilannya – cepat atau lambat – tetap menanti di kemudian hari untuk dijalani. Tiada “Hari Kemenangan” kecuali bagai mereka yang telah terbebas dari jeratan hukum dan dosa-dosanya telah mendapat ampunan. Itulah makna Idul Fitri (kembali pada kesucian jiwa).


Hari Raya Fitrah

Disebut Idul Fitri karena selain puasa sebulan bertujuan agar kembali pada kesucian jiwa, juga disempurnakan dengan zakat fitrah. Zakat fitrah harus kita baca sebagai bentuk nyata dari upaya pembebasan diri dengan memberikan penebus kepada mereka yang haknya ada di tangan kita. Tidak selayaknya kita baca “fiTrah” dalam “arab-jawa” (fi=di dalam, trah=kebiasaan). Sebab jika itu yang terjadi, maka berapa kalipun Ramadhan datang dan pergi silih berganti, tidak dapat membentuk sosok pribadi suci.

Bagimana mungkin akan terbentuk sebuah karakteristik takwa dan mulia sebagai tujuan utama puasa, jika seusai puasa sebulan kemudian kembali kepada kebiasaan semula?! Kontrol yang ketat selama sebulan dilepas dan diurai begitu saja, mulai dari cara makan, bicara, berbuat dsc. Yang asalnya gemar ngrumpi (ghibah), manipulasi, korupsi, dansa-dansi dan sumber-sumber pemuasan syahwat lainnya kembali diterjuni sebagaimana semula. Jika puasa dengan cara begini, habis usia tiada hasil yang berarti.
2,5 kg sebagai penebus Jiwa yang fitri? Memang itulah takaran zakat fitrah yang ditentukan dalam syariat.

Hanya saja, meniik tujuannya adalah demi kesucian jiwa, takaran itu tidak sebanding (terlalu minim) dengan’imbalan’ yang diharapkan. Belum lagi jika bicara solidaritas sosial dan ukhuwah Islamiyah. Bersediakah kita bayar lebih?


Puasa 6 Hari Syawal

Selain nilai pahalanya, puasa 6 hari di bulan Syawal dimaksudkan agar kita tidak larut dalam euforia “Hari Kemenangan” yang menyebabkan kita terlena dalam luapan hura-hura. Oleh karena itu, disunnahkan puasa 6 hari Syawal dan diutamakan langsung seusai 1 Syawal, yakni mulai tanggal 2 s/d 7 Syawal. Sekiranya tidak demikian, masih didapat juga nilai pahala kesunnatannya dengan puasa 6 hari kapanpun selagi masih dalam bulan Syawal, baik berurutan maupun terpisah-pisah.

6 hari Syawal, adalah penyempurna dari Ramadhan agar dapat bernilai setara dengan puasa setahun terus-menerus. Itu jika kita ambil ukuran standar 1 kebaikan berbalas 10, maka sebulan Ramadhan bernilai 300 hari dan 6 hari Syawal bernilai 60 (300+60=360 hari).

Barang siapa berpuasa Ramadhan dan menyertakannya dengan 6 hari di bulan Syawal, maka – seolah-olah – berpuasa setahun.” Al-Hadits.[]

Kamis, 02 September 2010

Ramadhan Bulan Penuh Solusi

Tidak terasa 11 bulan begitu cepat berlalu. Bulan suci Ramadhan 1430 H yang penuh berkah telah datang. Kedatangan bulan keberkahan ini hendaknya disambut oleh umat dengan penuh suka dan cita layaknya menyambut tamu agung.

Memang, ada realitas pahit terkait dengan persoalan harga bahan bakar minyak (BBM) yang bagaimanapun, harus dijalani, suka atau tidak suka. Kini, dapatkah bulan Ramadhan menghadirkan alternatif solusi, keluar dari berbagai kesulitan dan himpitan yang menyertai hidup rakyat dewasa ini?

Ramadhan, supertrainer


Bulan suci Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran yang datang sebagai petunjuk, penjelas, dan pembeda bagi manusia (Al-Baqarah:185). Ia merupakan bulan di mana pintu-pintu ibadah, amal, dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Ilahi terbuka lebar, sehingga ruang gerak setan menjadi terbatas. Ramadhan merupakan bulan diwajibkannya berpuasa bagi umat Muslim yang menurut hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim adalah tonggak tegaknya agama ini....


Ramadhan Bulan Penuh Solusi


Tidak terasa 11 bulan begitu cepat berlalu. Bulan suci Ramadhan 1430 H yang penuh berkah telah datang. Kedatangan bulan keberkahan ini hendaknya disambut oleh umat dengan penuh suka dan cita layaknya menyambut tamu agung.

Memang, ada realitas pahit terkait dengan persoalan harga bahan bakar minyak (BBM) yang bagaimanapun, harus dijalani, suka atau tidak suka. Kini, dapatkah bulan Ramadhan menghadirkan alternatif solusi, keluar dari berbagai kesulitan dan himpitan yang menyertai hidup rakyat dewasa ini?

Ramadhan, supertrainer

Bulan suci Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran yang datang sebagai petunjuk, penjelas, dan pembeda bagi manusia (Al-Baqarah:185). Ia merupakan bulan di mana pintu-pintu ibadah, amal, dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Ilahi terbuka lebar, sehingga ruang gerak setan menjadi terbatas. Ramadhan merupakan bulan diwajibkannya berpuasa bagi umat Muslim yang menurut hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim adalah tonggak tegaknya agama ini.

Kendati demikian, terdapat beberapa klasifikasi Muslim pada bulan ini. Pertama, orang yang menanti kehadiran Ramadhan dengan suka cita, bekerja keras menyempurnakan ibadah-ibadah wajib dan sunah dengan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW). Kedua, orang yang memasuki bulan Ramadhan dan keluar darinya dengan tanpa perubahan dan tidak bertambah darinya kebajikan apa pun. Ketiga, orang yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan ini. Ia dengan khusyu melakukan ibadah dan beramal saleh. Namun bila Ramadhan usai, ia akan kembali kepada ‘habitat’-nya semula.

Keempat, orang yang di bulan ini hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun tetap melakukan kemaksiatan. Kelima, orang yang menjadikan siang hari Ramadhan bagai malam dengan tidur sepanjang hari dan mengisi malamnya dengan lahwu (kegiatan yang melalaikan). Dan keenam, golongan manusia yang tidak mengenal Allah baik di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan lainnya sepanjang tahun meskipun ia mengaku sebagai seorang Muslim.

Bila dihayati secara mendalam, bulan Ramadhan bak madrasatun mada al-hayah (madrasah sepanjang hayat) yang berkelanjutan mendidik dan mengedukasi generasi demi generasi setiap tahun. Ramadhan memuat makna-makna iman pada jiwa manusia, mengilhami mereka arti agama yang hanif, dan memantapkan kepribadian Muslim yang hakiki. Ramadhan merupakan sarana yang sangat efektif menghadirkan internalisasi nilai kebajikan guna menghadapi berbagai tantangan yang muncul di tengah masyarakat.

Untuk itu, setiap Muslim hendaknya mengantisipasi kehadiran bulan bertaburan berkah ini dengan mempersiapkan diri, mengoptimalkan daya dan upaya meraih hari esok yang lebih baik (Al-Hasyr:18). Jika training kaum profesional dewasa ini hanya dilakukan dalam empat hari dan menghasilkan perubahan positif yang luar biasa, maka Ramadhan satu bulan penuh, Muslim di-training oleh SuperTrainer-nya, yaitu Allah SWT, Dzat yang Maha segala-galanya. Tentu hasilnya akan juga luar biasa, bila itu dilakukan dengan penuh keseriusan dan mendamba ridha Allah.
Bulan solusi

Kesempatan Ramadhan yang di dalamnya dijanjikan rahmat (karunia), maghfirah (ampunan), dan itqun min al-nar (pembebasan dari api neraka), sesungguhnya momentum ideal menemukan solusi banyak hal bagi umat. Pertama, puasa yang benar dapat membangunkan hati Mukmin yang ‘tertidur’ sehingga merasakan muraqabatullah (perasaan diawasi Allah). Ketika seorang yang berpuasa men-tadabbur sebagian siangnya sehingga merasakan haus dan lapar, ia akan menahan diri tidak makan dan tidak melakukan kemunkaran hanya karena perintah Allah. Kondisi ini membuat seseorang merasakan kehadiran Ilahi yang memantau gerak geriknya.

Kedua, bulan Ramadhan yang merupakan satu bulan dari 12 bulan dalam setahun, dimuati dengan ketaatan dan taqarrub kepada Allah yang dapat memanifestasikan makna ubudiyah kepada-Nya yang paling tinggi. Hal ini tidak mungkin dapat terwujud bila hanya ‘kerja keras’ di depan meja makan saat berbuka dan sahur.

Ketiga, perut kenyang dalam kehidupan Muslim dapat memandulkan perasaan sehingga hati menjadi keras, menyuburkan sikap liar, dan maksiat kepada Allah dan sesama manusia. Dan ini bertentangan dengan karakter Muslim sesungguhnya. Keempat, sesungguhnya bagian dari fundamen-fundamen penting yang menyokong kebangkitan umat Islam adalah kasih sayang resiprokal dan solidaritas sosial di antara sesama Muslim.

Para the haves akan sulit menyayang orang fakir dengan kasih sayang yang jujur tanpa melewati dan menjalani keperihan dan derita kefakiran serta pahitnya kelaparan itu sendiri. Manfaat yang paling berharga yang dipetik oleh orang kaya adalah kesempatan menjadi ‘orang fakir dan miskin’ tersebut, karena ia mengalami hidup seperti itu secara riil.

Ketika solusi muraqabatullah, ketaatan, taqarrub, kasih sayang, solidaritas, dan kepedulian sosial dapat dikapitalisasi di bulan Ramadhan dan direalisasi di luar bulan ini, sesungguhnya banyak persoalan negeri dan bangsa ini dapat diselesaikan. Di antaranya, persoalan korupsi, pembunuhan, perampokan, kenaikan BBM yang disusul dengan peristiwa terkutuk pemboman Bali jilid II dan banyak lagi penyakit-penyakit sosial lain yang terjadi di tengah masyarakat karena terkikisnya nilai-nilai tersebut.

Kendati demikian, bulan Ramadhan bila dimanfaatkan secara optimal oleh semua unsur– dapat menjadi ajang menumbuhkan empati dan kepedulian sosial yang lenyap tersebut, sehingga yang diutamakan bukan hitungan rasional-matematis saja, tetapi ikut ‘merasakan’ derita dan jeritan hati rakyat. Hal ini bisa dilakukan dengan menunda atau menekan persentase kenaikan seminimal mungkin.

Karena itu perlu bagi umat untuk kembali merenungkan ungkapan terakhir dari surat Al-Baqarah:183, bahwa yang mewajibkan puasa adalah la’allakum tattaqun dalam kata kerja mudhari yang hendaknya dimaknai agar dapat merealisasikan nilai-nilai muraqabatullah, ketaatan, dan kasih sayang secara terus-menerus, tidak hanya di saat bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan, sekali lagi, sebagai wahana memupuk solidaritas tinggi antarumat manusia yang disempurnakan pada akhir bulan dengan kewajiban membayar zakat fitrah sebagai manifestasi puncak solidaritas sosial tersebut. Sikap dan kepribadian positif, produktif, empatik, dan menghadirkan keputusan win-win solution adalah sosok pribadi yang lulus secara gemilang dari madrasah Ramadhan yang penuh solusi. Wallahu a’lam



Sumber: hidayatnurwahid.blogdetik.com dan Republika

Meraih Berkah Ramadhan

Ditulis oleh : Ummu Nabhan

Para salaf, pendahulu umat ini sangat memahami betapa berartinya Ramadhan. Segala kebaikan, keutamaan serta berkah berkumpul di dalamnya. Sehingga mereka yang tahu sifat dan keutamaan Ramadhan akan bersiap menyambut dengan berbagai amal kebajikan, agar memperoleh keberuntungan yang besar. Dan mereka tak akan berpisah dengan Ramadhan, kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya.

Sebagaimana firman Allah,

“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (Asy-Syam: 9)

Sungguh sangat merugilah orang yang tak peduli pada Ramadhan, menyia-nyiakan kehadirannya, padahal antara waktu siang dan malamnya dipenuhi kebaikan dan keberkahan.

KEUTAMAAN RAMADHAN

Telah disinggung di atas bahwa bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Di antaranya dalam Ramadhan terdapat tiga macam ibadah yang sangat agung, yaitu puasa, zakat dan qiyam (berdiri untuk shalat). Namun selain tiga ibadah tersebut, masih banyak amalan-amalan lain yang bisa pula kita lakukan selama Ramadhan.

Banyak ayat dalam al-Quran yang menganjurkan orang berpuasa. Sebagaimana firman Allah,

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)

“Dan berpuasa itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 184)

“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kamu mukminin dan mukminat, orang-orang yang taat laki-laki dan perempuan, orang-orang yang jujur laki-laki dan perempuan, orang-orang yang sabar laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka bersedekah laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka berpuasa laki-laki dan perempuan, orang-orang yang memelihara kehormatannya laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka menyebut-nyebut nama Allah banyak sekali, laki-laki dan perempuan, maka Allah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahdzab: 35)

Membayar zakat merupakan kesempurnaan bagi puasa seseorang dan merupakan kewajiban dalam Islam, juga keuntungan. Sebagaimana firman Allah,

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap butir seratur biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261)
....


Meraih Berkah Ramadhan
Ditulis oleh : Ummu Nabhan

Para salaf, pendahulu umat ini sangat memahami betapa berartinya Ramadhan. Segala kebaikan, keutamaan serta berkah berkumpul di dalamnya. Sehingga mereka yang tahu sifat dan keutamaan Ramadhan akan bersiap menyambut dengan berbagai amal kebajikan, agar memperoleh keberuntungan yang besar. Dan mereka tak akan berpisah dengan Ramadhan, kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya.

Sebagaimana firman Allah,

“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (Asy-Syam: 9)

Sungguh sangat merugilah orang yang tak peduli pada Ramadhan, menyia-nyiakan kehadirannya, padahal antara waktu siang dan malamnya dipenuhi kebaikan dan keberkahan.

KEUTAMAAN RAMADHAN

Telah disinggung di atas bahwa bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Di antaranya dalam Ramadhan terdapat tiga macam ibadah yang sangat agung, yaitu puasa, zakat dan qiyam (berdiri untuk shalat). Namun selain tiga ibadah tersebut, masih banyak amalan-amalan lain yang bisa pula kita lakukan selama Ramadhan.

Banyak ayat dalam al-Quran yang menganjurkan orang berpuasa. Sebagaimana firman Allah,

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)

“Dan berpuasa itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 184)

“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kamu mukminin dan mukminat, orang-orang yang taat laki-laki dan perempuan, orang-orang yang jujur laki-laki dan perempuan, orang-orang yang sabar laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka bersedekah laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka berpuasa laki-laki dan perempuan, orang-orang yang memelihara kehormatannya laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka menyebut-nyebut nama Allah banyak sekali, laki-laki dan perempuan, maka Allah menyiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahdzab: 35)

Membayar zakat merupakan kesempurnaan bagi puasa seseorang dan merupakan kewajiban dalam Islam, juga keuntungan. Sebagaimana firman Allah,

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap butir seratur biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261)

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka adalah superti kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat. Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis pun (telah cukup baginya). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (Al-Baqarah: 265)

Mengingat besarnya pahala dan manfaat zakat, hendaknya kita melakukan dengan penuh keikhlasan. Selain untuk membersihkan harta, juga menjauhkan dari sikap bakhil dan rakus. Zakat juga merupakan wujud kepedulian kita kepada orang lain yang membutuhkan, serta membebaskan kita dari tanggungan dan ancaman dasyat, seperti firman Allah,

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil terhadap harta-harta yang Allah berikan kepada mereka sebagai karunia-Nya itu menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sesungguhnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala urusan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran: 180)

Rasulullah banyak memberi contoh amalan selama Ramadhan, termasuk mengisi waktu dengan qiyam (berdiri untuk shalat) baik itu wajib ataupun sunnah. Adapun shalat sunnah itu meliputi shalat tarawih ataupun shalat malam sebagaimana sabda Nabi,

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap balasan, maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.”

Rasulullah selalu menghidupkan hampir seluruh malamnya untuk beribadah, juga membangunkan keluarganya untuk qiyamul lail. Terlebih di bulan Ramadhan. Bahkan disebutkan dalam Shahih Muslim dari Aisyah ra, dia berkata,

“Yang aku ketahui beliau shalat semalaman sampai menjelang pagi.”

Selain 3 amalan utama di atas, Rasulullah juga mengisi Ramadhan dengan amalan-amalan shalih lainnya. Tak ada waktu yang beliau lewatkan sia-sia. Terlebih di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Beliau juga melakukan i’tikaf karena mengharap lailatul qadar, kita menyibukkan diri dengan ibadah, bermunajat dan memperbanyak dzikir pada Allah.

Demikian pulalah seharusnya kita dalam mengisi Ramadhan, menyibukkan hati dengan apa saja yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya, sehingga tidak ada yang tersisa dalam hati selain Allah dan segala yang mendatangkan keridhaan-Nya.

Selain keutaman Ramadhan dalam hal ibadah, pada bulan Ramadhan pula al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Yaitu pada malam lailatul qadar. Hal ini disebutkan dalam al-Quran,

“Pada bulan Ramadhan yang diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan dari petunjuk, dan membedakan (antara yang hak dan yang batil), maka barangsiapa yang hadir di antara kamu di bulan itu hendaklah ia berpuasa.” (Al Baqarah: 185)

Keutamaan lain Ramadhan adalah dibukanya pintu-pintu rahmat dan ditutupnya pintu jahanam, dan para setan dibelenggu. Jika kita sudah memahami hal itu, tentunya akan segera berlomba mengisi Ramadhan dengan amal kebajikan seraya mengharap pahala berlipat seperti yang Allah janjikan. Juga memenuhi diri dengan taubat, sebab pintu ampunan dibuka lebar. Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan Allah meraih kebaikan Ramadhan dan semua keutamaan di dalamnya.

JANGAN SIA-SIAKAN RAMADHAN

Barangsiapa melewatkan waktu selama Ramadhan dengan sia-sia, sesungguhnya ia termasuk orang yang merugi dalam perdagangannya dengan Allah. Ia melewatkan keberuntungan besar berupa hadiah dari Allah.

Dari Abu Ja’far Muhammad bin Ali z, secara marfu’ dari Nabi bersabda,

“Barangsiapa menjumpai Ramadhan dalam keadaan sehat dan muslim lalu ia berpuasa pada siang harinya, shalat pada sebagian malamnya, menahan pandangannya, menjaga kemaluannya, lisan dan tangannya, menjaga shalat-shalatnya dengan berjamaah, bersegera menuju shalat Jumat, maka sungguh dia telah berpuasa sebulan, menyempurnakan pahala serta mendapatkan lailatul qadar, dan dia beruntung dengan hadiah dari Rabb Tabaraka wa Ta’ala.”

Di antara hadiah itu adalah ampunan besar. Sebagaimana kita tahu Ramadhan penuh dengan ladang ampunan yang dibentang lebar, hingga Rasulullah mendorong umatnya untuk memanfaatkan keberkahan itu dengan memohon ampunan dosa. Beliau n mengumpamakan sekiranya dosa orang yang berpuasa seperti busa air laut, akan diampuni karena besarnya kedudukan ibadah yang berkeberkahan itu.

Dari Abu Hurairah ra, Nabi bersabda,

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas, diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang.”

Kerugian lain atas orang yang menyia-nyiakan ibadah dan waktu selama Ramadhan, ia kehilangan nikmat Allah berupa pembebasan dari api neraka, sebagaimana sabda Rasulullah bahwa Allah berkenan membebaskan setiap muslim dari api neraka tiap-tiap malam Ramadhan. Bagaimana Allah l akan membebaskan dari api neraka jika kita tetap sibuk dengan maksiat dan lalai dari beribadah selama Ramadhan dan bulan lain?

Selain hal di atas, Allah juga menyambut doa-doa orang yang berpuasa terlebih di malam-malam yang mustajab, melipatgandakan pahala atas setiap kebajikan. Masihkah kita rela kehilangan semua itu karena menyia-nyiakan kesempatan emas selama Ramadhan?

Tak hanya itu, termasuk orang yang merugi, selama Ramadhan adalah mereka yang tidak meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Begitulah, kebanyakan dari kita berpuasa Ramadhan, tapi perbuatan kita tak jauh beda dengan saat kita berpuasa, tetap saja bermaksiat dan tidak meninggalkan keharaman. Seperti berdusta, ghibah, memfitnah, pergi ke tempat maksiat dan hal sia-sia lainnya.

Nabi bersabda,

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan masih juga melakukannya, serta melakukan perbuatan-perbuatan bodoh, maka Allah tidak membutuhkan terhadap puasanya, meskipun ia meninggalkan makan dan minumnya.”

Coba kita tengok banyak dari saudara kita, meski berpuasa tetap menghabiskan waktunya untuk nongkrong, mengumbar pandangan, tidak menjaga perut dari keharaman makanan atau minuman, tetap mengikuti nafsu dan sebagainya. Padahal Allah berfirman,

“Dan sesungguhnya kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pandangan, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (Al-Isra’: 36)

Hal lain yang seharusnya tak kita lupakan adalah dzikrul maut (mengingat kematian). Kematian bisa mengintai kita kapan saja. Bila kita lalai bahwa kita akan mati, maka kita akan menyia-nyiakan waktu, dan melalaikan ibadah. Lain halnya bagi orang-orang yang mengingat maut. Mereka akan lebih bersemangat dalam kebajikan, termasuk dalam memanfaatkan waktu selama Ramadhan, dan mengoptimalkan semua kesempatan yang ada, baik di dalam atau di luar Ramadhan. Memang begitulah seharusnya, karena kita tak pernah tahu, akankah kita bersua kembali dengan Ramadhan tahun depan?

Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan meraih berkah Ramadhan, dan memperoleh keberuntungan berlipat di dalamnya serta tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi.

Daisadur dari: www.majalah-nikah.com

Malam Nishfu Sya’ban

Malam Nishfu Sya’ban atau bahkan seluruh bulan Sya’ban sekalipun adalah saat yang tepat bagi seorang muslim untuk sesegera mungkin melakukan kebaikan. Malam itu adalah saat yang utama dan penuh berkah, maka selayaknya seorang muslim memperbanyak aneka ragam amal kebaikan. Doa adalah pembuka kelapangan dan kunci keberhasilan, maka sungguh tepat bila malam itu umat Islam menyibukkan dirinya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala.


Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam mengatakan, “Doa adalah senjatanya seorang mukmin, tiyangnya agama dan cahayanya langit dan bumi.” (HR. Hakim). Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam juga mengatakan, “Seorang muslim yang berdoa -selama tidak berupa sesuatu yang berdosa dan memutus famili-, niscaya Allah Subhanahu wata’ala menganugrahkan salah satu dari ketiga hal, pertama, Allah akan mengabulkan doanya di dunia. Kedua, Allah baru akan mengabulkan doanya di akhirat kelak. Ketiga, Allah akan menghindarkannya dari kejelekan lain yang serupa dengan isi doanya.” (HR. Ahmad dan Barraz).
Tidak ada tuntunan langsung dari Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam tentang doa yang khusus dibaca pada malam Nishfu Sya’ban. Begitu pula tidak ada petunjuk tentang jumlah bilangan sholat pada malam itu. Siapa yang membaca Al Quran, berdoa, bersedekah dan beribadah yang lain sesuai dengan kemampuannya, maka dia termasuk orang yang telah menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dan ia akan mendapatkan pahala sebagai balasannya.

Adapun kebiasaan yang berlaku di masyarakat, yaitu membaca Surah Yasin tiga kali, dengan berbagai tujuan, yang pertama dengan tujuan memperoleh umur panjang dan diberi pertolongan dapat selalu taat kepada Allah. Kedua, bertujuan mendapat perlindungan dari mara bahaya dan memperoleh keluasaan rikzi. Dan ketiga, memperoleh khusnul khatimah (mati dalam keadaan iman), itu juga tidak ada yang melarang, meskipun ada beberapa kelompok yang memandang hal ini sebagai langkah yang salah&batil.
Dalam hal ini yang patut mendapat perhatian kita adalah beredarnya tuntunan-tuntunan Nabi tentang sholat di malam Nishfu sya’ban yang sejatinya semua itu tidak berasal dari beliau. Tidak berdasar dan bohong belaka. Salah satunya adalah sebuah riwayat dari Sayyidina Ali, “Bahwa saya melihat Rasulullah pada malam Nishfu Sya’ban melakukan sholat empat belas rekaat, setelahnya membaca Surat Al Fatihah (14 x), Surah Al Ikhlas (14 x), Surah Al Falaq (14 x), Surah Annas (14 x), ayat Kursi (1 x), dan satu ayat terkhir Surat At Taubah (1 x). Setelahnya saya bertanya kepada Baginda Nabi tentang apa yang dikerjakannya, Beliau menjawab, “Barang siapa yang melakukan apa yang telah kamu saksikan tadi, maka dia akan mendapatkan pahala 20 kali haji mabrur, puasa 20 tahun, dan jika pada saat itu dia berpuasa, maka ia seperti berpuasa dua tahun, satu tahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Dan masih banyak lagi Hadits-Hadits palsu lainnya yang beredar di tengah-tengah kaum muslimin. (Disarikan dari “Madza fi Sya’ban”, karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, Muhadditsul Haromain).

Para ulama menamai malam Nishfu Sya’ban dengan beragam nama. Banyaknya nama-nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut.
1. Lailatul Mubarokah (malam yang penuh berkah).
2. Lailatul Qismah (malam pembagian rizki).
3. Lailatut Takfir (malam peleburan dosa).
4. Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya doa)
5. Lailatul Hayah walailatu ‘Idil Malaikah (malam hari rayanya malaikat).
6. Lalilatus Syafa’ah (malam syafa’at)
7. Lailatul Baro’ah (malam pembebasan). Dan masih banyak nama-nama yang lain.

Keistimewaan dan kemuliaan bulan Sya’ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Sya’ban. Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban sebagaimana disebut pada awal tulisan ini, adalah bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Kata Sya’ban sendiri adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.

Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah lam yakunin Nabiyi sha mim yashumu aksara min sya’baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad paling banyak berpuasa pada bulan Sya’ban. Lebih jauh dari itu, pada malam Nisfu Sya’ban Allah SWT menurunkan berbagai kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu malam Nisfu Sya’ban diberi nama yang berbeda sesuai dengan penekanan kebaikan yang dikandungnya. Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafaat, karena menurutnya, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.

Rabu, 01 September 2010

Hukum Tidak Berpuasa dengan Sengaja di Bulan Ramadhan


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya. 

Shiyam (puasa) Ramadlan hukumnya wajib bagi setiap muslim berdasarkan keterangan yang jelas dari Al-Qur'an dan Sunnah. Seluruh umat pun telah berijma' atas wajibnya ibadah shiyam. Bahkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menerangkannya sebagai salah satu dari rukun Islam yang lima. Hal ini menunjukkan kedudukannya yang mulia dan agung dalam Islam. Karenanya seorang muslim wajib memperhatikan dan menjaganya dengan seksama agar sempurna bangunan dien dalam dirinya.

Apabila kemudian seorang yang mengaku muslim meninggalkan berpuasa karena mengingkarinya maka dia telah kufur. Sedangkan orang yang tidak berpuasa karena malas atau lalai (dengan tetap meyakini hukum wajibnya), maka ia telah melakukan dosa besar dan kebinasaan karena tidak melaksanakan salah satu rukun Islam dan kewajiban yang penting. Hal itu ditunjukkan oleh sebuah hadits dalam Shahih al-Bukhari (1834) dan Muslim (1111) dari Humaid bin Abdirrahman, dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Bahwa ada seorang laki-laki yang datang menemui beliau lalu berkata, "Binasa aku!" Nabi bertanya, "Apa yang membuatmu binasa?" Ia menjawab, "Aku telah bersetubuh dengan istriku pada siang Ramadlan." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyetujui perkataannya bahwa perbuatannya yang merusak puasanya adalah sebuah kebinasaan (kehancuran).
Orang yang tidak berpuasa karena malas atau lalai (dengan tetap meyakini hukum wajibnya), maka ia telah melakukan dosa besar dan kebinasaan karena tidak melaksanakan salah satu rukun Islam dan kewajiban yang penting.
Maka siapa yang telah terjerumus ke dalam dosa besar itu agar bertaubat kepada Allah Ta'ala dengan taubat yang sesungguhnya dan memperbanyak amal shalih, di antaranya memperbanyak puasa sunnah yang akan melengkapi kekurangan pada puasa wajib, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits tentang shalat dan seluruh amal shalih.
". . . . jika terdapat kekurangan dalam shalat fardlunya, maka Allah berfirman, "Lihatlah, apakah hambaku memiliki shalat sunnah? Maka amal sunnah itu akan melengkapi kekurangan dalam amal wajibnya, kemudian terhadap amal-amal yang lainnya juga diberlakukan demikian." (HR. Ahmad no. 9490, Abu Dawud no. 876, al-Tirmidzi 413, al-Nasai no. 465, Ibnu Majah no. 1425 dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu.)
Kemudian dia wajib melanggengkan amal shalih ini, karena Allah Ta'ala mengaitkan maghfirah dengan semua itu. Allah Ta'ala berfirman,
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً ثُمَّ اهْتَدَى
"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. Thaahaa: 82)

Adapun konsekuensi hukum fiqihnya, para ulama berbeda pendapat. Sebagiannya berpendapat, bagi orang yang telah berbuka (tidak berpuasa) satu hari saja dari bulan Ramadlan maka wajib mengqadla puasanya sebanyak  12 hari. Ada juga yang pendapat, wajib berpuasa qadla selama satu bulan. Pendapat lainnya, berpuasa 3000 hari dan ini pendapat al-Nakhai, Waqi' bin al-Jarrah, (sebagaimana yang disebutkan oleh Khalid bin Abdullah al-Mushlih dalam fatwa beliau). Namun ada dua pendapat yang paling masyhur dalam masalah ini dan memiliki landasan argumen yang kuat, yaitu: wajib qadla tanpa kafarah dan cukup bertaubat tanpa harus qadla.


Pendapat Pertama: Wajib qadla saja 

Pendapat ini merupakan pendapat umum di kalangan ulama, yaitu wajib qadla bagi orang yang sengaja berbuka (tidak berpuasa) pada bulan Ramadlan, yaitu dengan berpuasa sesuai jumlah hari yang dia rusak.
Ini merupakan pendapat Sa'id bib Musayyib, Imam Sya'bi, Ibnu Jubair, Ibrahim al-Nakha'i, Qatadah, dan Hammad. Mereka berkata, "Dia mengqadla satu hari sebagai gantinya." (Dinukil oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya secara mu'allaq –tanpa sanad dan nomor-)

Imam Malik rahimahullah berkata, "Siapa yang berbuka satu hari dari pelaksanaan (puasa) Ramadlan dengan sengaja, maka tidak ada sangsi atasnya melainkan hanya mengqadla' hari itu."

Imam al-Syafi'i rahimahullah juga berpendapat demikian, wajib mengqadla hari yang ditinggalkannya tanpa membayar kafarah. Karena hadits yang menerangkan kafarat terikat dengan kondisi seorang sahabat yang batal puasanya karena jima'. Sementara yang disebabkan makan dan minum tidak berlaku hukum kafarat atasnya. Beliau juga menambahkan agar memperbanyak istighfar sebagai bentuk taubat.

Imam Nawawi menyebutkan pendapat madzhabnya, wajib baginya qadla' satu hari sebagai gantinya. Beliau menyandarkian pendapatnya ini kepada jumhur ulama di antaranya Malik, Ahmad, dan lainnya. Maka siapa yang sudah mengqadla' sehari sudah mencukupi satu hari yang ditinggalkannya itu dan terlepas dari kewajiban.

Lajnah Daimah pernah ditanya, "Saya berpuasa Ramadlan cuma lima hari saja. Setelah itu selama 25 hari tidak berpuasa dengan sengaja dan sadar." Maka Lajnah menjawab, "Engkau wajib mengqadla seluruh hari-hari yang telah berbuka tadi baik dengan berurutan atau terpisah-pisah. Engkau juga harus beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dengan taubat yang sebenarnya dari kewajiban yang engkau lalaikan itu. Tidak ada konsekuensi apapun atas kamu selain ini. Semoga Allah mengampuni dosa kami dan dosamu, sesungguhnya Dia Mahapengampun dan Mahapenyayang. . . ."

Syaikh Ibnu Bazz juga berpendapat demikian, beliau mengatakan: "Dia wajib bertaubat kepada Allah, dan itu merupakan kejahatan dan pelanggagaran yang sangat munkar. Termasuk dari dosa besar, karenanya dia harus bertaubat kepada Allah dan mengqadla'nya (menggantinya pada hari lain). Dia tidak wajib membayar kafarah, karena kafarah hanya untuk sebab jima', yakni jima pada siang Ramadlan. Adapun sengaja membatalkan puasa dengan makan dan minum dan semisalnya tidak ada kafarat, tapi harus bertaubat kepada Allah menyesali dan bertekad tidak akan mengulangi kembali hal itu. Lalu dia memperbanyak istighfar dengan tetap melaksanakan qadla (mengganti puasa itu) sebanyak hari yang dia langgar. Sedangkan hadits,

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ وَلَا مَرَضٍ لَمْ يَقْضِهِ صِيَامُ الدَّهْرِ وَإِنْ صَامَهُ

Barangsiapa yang berbuka sehari dalam bulan Ramadhan tanpa uzur dan tanpa sakit maka tidak tergantilah puasanya sepanjang masa sekalipun ianya berpuasa

 adalah hadits dhaif menurut para ulama, tidak shahih. Haditsnya mudhtharib (goncang), tidak shahih. Yang benar adalah dia mengqadla hari yang dia tinggalkan saja dengan bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla.


Pendapat Kedua: Tidak wajib qadla, dan hanya bertaubat dengan sungguh-sungguh 

Menurut pendapat kedua ini, tidak cukup dengan qadla walaupun dia berpuasa setahun penuh. Sebabnya, karena dia sengaja merusak puasanya tanpa udzur syar'i. Maka tidak mencukupi hari untuk menggantikan hari yang dia rusak tersebut, karena qadla disyariatkan bagi orang yang memiliki udzur (berhalangan). Allah Ta'ala berfirman,

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

"Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184)

maka siapa yang merusak puasa tanpa udzur syar'i lalu mengganti puasanya itu di hari lain, berarti telah membuat aturan baru dalam agama Allah yang tidak diizinkan oleh-Nya. Juga masuk dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Siapa yang mengada-adakan hal baru dalam urusan kami ini (Islam) yang bukan berasal darinya, maka akan tertolak." (HR. Bukhari no. 1550 dan Muslim no. 1728 dari Aisyah radliyallahu 'anha)

Ada beberapa riwayat yang berbicara tentang hal ini, di antaranya yang diriwayatkan Al-Bukhari dalam Shahihnya secara mu'allaq (tergantung tanpa sanad dan nomor), dari Abu Hurairah secara marfu',

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ وَلَا مَرَضٍ لَمْ يَقْضِهِ صِيَامُ الدَّهْرِ وَإِنْ صَامَهُ

Barangsiapa yang berbuka sehari dalam bulan Ramadhan tanpa uzur dan tanpa sakit maka tidak tergantilah puasanya sepanjang masa sekalipun ianya berpuasa.”

Dan ini merupakan  pendapat Ibnu Mas'ud.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah rahimahullah dalam shahihnya no. 1987 dan Tirmidzi no. 723 dan Abu Daud no. 2397 dan Ibn Majah no. 1672 dan al-Nasai, dan al-Baihaqi dari jalan Abi Muthawis dari kdari Abu Hurairah rahimahullah. Namun isnadnya dhaif seagaimana yang disimpulkan dari perkataan Imam Bukhari ketika berkata, "Abu Al-Muthawwis, aku tidak tahu dia memiliki hadits selain hadits ini." Beliau berkata lagi, "Abu Al-Muthawwis, aku tidak tahu apakah bapaknya pernah mendengar dari Abu Hurairah ataukah tidak?"

Imam al-Bukhari telah mengisyaratkan bahwa Ibnu Mas'ud berpendapat sesuai dengan yang disebutkan oleh hadits Abu Hurairah tersebut. Dan terdapat riwayat yang shahih darinya oleh Abdul Razzaq (7475), Ibnu Abi Syaibah (9784), dan Imam al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra,

"Siapa yang berbuka (tidak berpuasa) satu hari dari bulan Ramadlan dengan sengaja, maka puasa setahun tidak bisa mencukupinya (menggantikannya), sehingga dia akan bertemu dengan Allah; kalau Dia berkehendak akan mengampuninya dan jika berkehendak akan mengadzabnya."  (Dinukil dari fatwa Syaikh Khalid bin Abdullah al-Mushlih dalam Islamway.com)

Menurut Syaikh Khalid, ini merupakan pendapat yang lebih mendekati kebenaran, dan solusi dari semua ini adalah bertaubat dan memperbanyak amal shalih di antaranya berpuasa sunnah. Semoga Allah menunjuki kita semua kepada jalan-Nya yang lurus. Wallahu Ta'ala a'lam. (PurWD/voa-islam.com)

Oleh: Badrul Tamam

Puasa Mendidik Zuhud dari Dunia dan Cinta Akhirat


Oleh: Badrul Tamam

Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kita kepada hidayah Islam. Dan kita sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi petunjuk kepada kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada baginda Rasulullah, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya pendidikan Ramadlan yang sudah dan sedang kita jalani, tanda kululusannya adalah menjadi insan bertakwa. Yaitu insan yang senantiasa siap menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah; 183)

Kalimat la'allakum tattaqqun menggunakan bentuk fi'il mudhari', yang memiliki fungsi lilistimrar (kontinyu/terus-menerus) dan menunjukkan masa sekarang dan akan datang. Maknanya supaya kalian semenjak berpuasa dan sampai sesudah puasa terus menerus bertakwa. Bukannya buah takwa ini ketika Ramadlan saja, namun terus berlanjut ketika Ramadlan telah berlalu.

Salah satu makna takwa yang dijelaskan Imam Ali bin Abi Thalib adalah alisti'dad liyaumirrahil (senantiasa menyiapkan diri untuk kehidupan akhirat).


Pelajaran dari ibadah shiyam

Satu pelajaran dari rutinitas puasa kita, khususnya dalam berbuka. Ketika tenaga kita pulih kembali dengan santapan makanan dan minuman, kita menggunakannya untuk ibadah kepada Allah melalui shalat berjama'ah Isya' dan tarawih. Kemudian dilanjutkan dengan tadarrus al-Qur'an. Begitu juga ketika sahur. Setelah kenyang dengan makanan sahur kita gunakan untuk shalat subuh. Dan makan sahur juga kita jadikan modal untuk taat kepada Allah dengan meninggalkan apa yang dilarang-Nya.

Ini mengajarkan hakikat kehidupan kita, sebagai hamba Allah, di dunia ini. Yaitu menggunakan nikmat yang Allah berikan untuk menggapai kehidupan akhirat. Hal ini sesuai dengan pesan hamba Allah yang shalih kepada Qarun, yang Allah abadikan dalam QS. Al-Qashash: 77:

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,.."

Maknanya: Hai Qarun, carilah surga dengan harta-hartamu itu. Bersedekahlah, jangan pelit dan jangan hanya nuruti syahwat dan kenikmatan duniawi.


Perbandingan surga dengan dunia

Sesungguhnya kehidupan surga benar adanya. Kenikmatannya luar biasa. Belum pernah ada mata yang melihat, telingan mendengar dan terbersih di hati manusia manapun. Maka, janganlah kemewahan dan gemerlapnya dunia memalingkan kita dari mencari kehidupan akhirat. Sungguh negeri akhirat lebih baik dari dunia dan lebih kekal.

Dalam riwayat Muslim Nabi shallallahi 'alaihi wasallam memberikan perbandingan antara kehidupan dunia dan akhirat. "bahwa kehidupan dunia dibandingkan akhirat seperti salah seorang kalian mencelupkan tangannya ke laut, maka lihatlah apa yang diperolehnya?"

Bahkan dalam hadits lain, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan, kalau seandainya dunia di sisi Allah memiliki nilai seberat sayap nyamuk, maka orang kafir tak akan diberi seteguk air.


Usaha mendapatkan surga

Allah berfirman:

وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورً

Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.”(QS. Al-Isra' : 19)

Makna berusaha mencari kehidupan akhirat dengan sungguh-sungguh adalah mengamalkan amalan yang semestinya, yaitu iman yang benar dan amal yang shalih. Yaitu amal yang sesuai dengan al-Qur'an dan sunnah Rasulullah, serta menjauhi syirik dan maksiat.


Dunia hanya sementara

Perlu kita ingat, bahwa kehidupan dunia hanya sementara. Kenikmatannya tak akan bertahan lama. Sedangkan janji surga benar adanya.

"Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah." (QS. Luqman: 33)

"Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir." (QS. Al-Isra': 18)
[PurWd/voa-islam]

Lambung Sehat Menuju Kemenangan

Tidak terasa sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan, di mana umat muslim akan menjalankan ibadah puasa yang merupakan perintah wajib dari Allah SWT kepada umat Islam yang beriman (QS Al Baqarah 183). Salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan saat puasa adalah kambuhnya penyakit maag.

Seperti kita ketahui dalam berpuasa berarti saluran cerna kita tidak mendapat makanan maupun minuman selama +/- 14 jam, kosongnya lambung dapat mengakibatkan kambuhnya sakit maag. Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli memang terjadi peningkatan asam lambung saat puasa dan akan kembali normal setelah puasa selesai. Selain itu lambung juga akan mengadakan proses adaptasi dengan pola makan yang berubah, sehingga seringkali pada awal-awal puasa keluhan sakit maag ini meningkat.

Menurut Dr Samuel Oetoro MS SpGK, sebagai seorang ahli gizi klinik, beliau menganjurkan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar setiap orang harus
menerapkan pola hidup sehat dan bugar. Pola hidup sehat dan bugar berarti kita harus melakukan 5S yaitu Makan Sehat, Berpikir Sehat, Istirahat Sehat, Aktifitas Sehat dan Lingkungan Sehat.

Dalam hal Makan Sehat, kita harus memperhatikan 3 hal yaitu jumlah, jadwal dan jenis makanan. Di saat puasa hal ini juga perlu diterapkan supaya puasa dapat dilalui tanpa masalah dengan lambung.

3T Saat Bulan Puasa

Sejalan dengan itu untuk menjaga lambung tetap sehat selama puasa, kita bisa menerapkan Gerakan Lambung Sehat dengan 3T, yaitu :
1. Tepat waktu: jangan lewatkan sahur dan jangan tunda berbuka.
2. Tepat nutrisi: makanlah makanan dengan gizi seimbang dan lengkap selama puasa. Saat sahur tubuh memerlukan makanan bergizi dan kaya serat, sedangkan saat berbuka awali dengan minum air & makan yang manis dahulu (misal: kurma), sesudah shalat lanjutkan makan besar dan lengkap; sesudah tarawih/sebelum tidur dapat mengkonsumsi makanan ringan. Perbanyak minum air untuk mencegah dehidrasi.
3. Tepat solusi: jika timbul gejala sakit maag seperti sendawa asam, mual, mulas, nyeri uluhati dan kembung, maka asam lambung dapat dinetralkan dengan minum obat maag sebelum sahur, saat berbuka dan sebelum tidur malam.

Dengan puasa, waktu makan kita akan lebih teratur sehingga pengeluaran asam lambung juga lebih teratur. Biasanya dengan melakukan puasa dengan baik, terapkan 3T dengan niat yang kuat maka lambung akan terjaga kesehatannya sampai hari kemenangan.
   
Tips Sehat Sahur

1. Sahurlah mendekati imsak.
2. Makanlah makanan yang mudah dicerna, misal: sedikit nasi, telur, sayur, tempe/tahu.
3. Minumlah air hangat atau jus buah segar.
4. Jangan langsung beraktivitas berat atau kembali tidur setelah sahur, beri waktu (30 menit) makanan masuk ke pencernaan dengan sempurna.

Tips Sehat Berbuka


1. Segerakan berbuka ketika masuk waktu buka dengan minum air putih.
2. Utamakan makanan yang manis atau kurma seperti ajaran Nabi.
3. Satu jam kemudian, makanlah makanan padat dan lengkap secukupnya.
4. Perbanyak minum air putih untuk membantu proses pencernaan.